BANDARLAMPUNG - Mahasiswa Lampung mengembangkan aplikasi yang mungkin akan digemari para ibu rumah tangga karena dapat mendeteksi persediaan sembilan bahan pokok (sembako) di rumah hanya dengan menggunakan telepon seluler cerdas (smartphone).
"Kini tak perlu repot lagi, kita bisa mengetahui stok kebutuhan dapur seperti beras hingga telur hanya melalui aplikasi 'smartphone'," kata mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung Danang Ade Muktiawan di Bandarlampung, Jumat (30/9/2016).
Menurut dia, aplikasi yang diberi nama "Smart Storage" ini mampu memberikan informasi tentang jumlah telur dalam satuan butir dan stok beras dalam satuan gram pada layar smartphone.
Aplikasi dari hasil penelitian itu, menurut Danang, dilakukan sebagai tugas akhir pada Program Studi Teknik Komputer yang dibuat sejak Februari 2016. Teknologi ini juga sempat dipamerkan dalam acara peresmian Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Lampung beberapa waktu lalu.
"Tidak hanya dapat digunakan dalam skala rumah tangga, alat ini juga bisa diaplikasikan dalam gudang penyimpanan sebuah industri. Alat ini dibuat untuk memudahkan pekerja atau ibu rumah tangga dalam mengetahui stok bahan pokok yang tersedia di dapur melalui 'smartphone' yang bisa diakses menggunakan wifi," ujar pria kelahiran Tambahrejo, 27 Juni 1994 ini.
Pada sistem pendeteksi jumlah telur, Danang membuat perangkat yang menyerupai tempat penyimpan telur dalam kulkas. Hanya saja alat tersebut dilengkapi sensor "limit switch" yang diletakkan di bagian bawah.
Ketika telur diletakkan, sensor akan terhubung dan mengirim sinyal penambahan butir telur. Begitu pula saat telur diambil, sensor kembali terputus dan mengirim sinyal jumlah telur berkurang.
"Sementara pada pendeteksi berat beras, digunakan sensor 'strain gauge'. Sensor ini bekerja ketika adanya beban yang ditambahkan atau pengurangan, sehingga jumlah beras dalam satuan gram dapat terpantau setiap waktu. Nantinya, pendeteksi telur bisa dipasang di kulkas, dan pendeteksi beras bisa dipasang di 'rice box'," katanya.
Putra sulung dari pasangan Ahmad Seger Riyadi dan Suhartini ini juga mengatakan bahwa selain dua sensor tersebut, perangkat cerdas ini juga menggunakan mikrokontroler Arduino Uno R3 yang bekerja menggunakan energi listrik. Mikrokontroler biasanya digunakan untuk membuat program yang dapat mengendalikan berbagai komponen elektronika, sedangkan Arduino Uno berfungsi untuk mempermudah penggunaan membuat berbagai hal yang berkaitan dengan mikrokontroler.
Danang juga berencana mengembangkan alat ini dengan mengganti wifi menjadi jaringan internet, sehingga jaraknya tidak terbatas, dapat digunakan di mana saja dan kapan saja.
Ketua Jurusan Sistem Komputer Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung Jamal mengapresiasi hasil penelitian mahasiswanya dan berpendapat alat ini cukup bermanfaat baik untuk skala rumahan maupun industri. Namun demikian masih perlu dilakukan pengembangan.
Meski saat ini, prototipe "Smart Storage" sebatas untuk mendeteksi telur dan beras, nantinya bisa ada penambahan pengukur satuan volume untuk mengukur minyak goreng dan lainnya, kata Jamal.
Penelitian ini, menurut dia, menjadi salah satu bukti pemahaman mahasiswa terhadap ilmu yang diperolehnya dari perkuliahan. Melalui penelitian mahasiswa bisa berkreativitas dalam memecahkan permasalahan di masyarakat.
"Tidak jarang pula penelitian mahasiswa maupun dosen IBI Darmajaya mendapatkan penghargaan nasional dan menang hibah dari Kemristekdikti (Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi)," ujarnya.