Dinas Perhubungan (Dishub) kota Bengkulu, telah memprogramkan membangun dua jembatan timbang dengan sensor load cell di daerah ini dan diletakan di wilayah Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Kaur guna memantau arus lalu lintas komoditi perkebunan dan pertambangan di daerah ini.
"Kami sudah mengusulkan ke Menhub (Menteri Perhubungan) untuk membangun dua buah jembatan timbang dengan sensor load cell yang berlokasi di wilayah Mukomuko dan Kaur. Ini dilakukan agar angkutan komoditi perkebunan dan pertambangan dapat terpantau dengan baik," kata Kepala Dishub Bengkulu, Bambang Budi Jatmiko, di Bengkulu, Selasa (3/10).
Ia mengatakan, jembatan timbang dengan sensor load cell di wilayah Mukomuko akan dibangun di Kecamatan Lubuk Pinang, karena daerah ini berada di wilayah perbatasan antara Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Barat yang menjadi lalu lalang kendaraan besar.
Sedangkan jembatan timbang dengan sensor load cell di Kaur akan dibangun di Kecamatan Muara Nasal, karena terletak di daerah perbatasan antara Bengkulu dengan Provinsi Lampung.
"Jadi, kedua jembatang timbang dengan sensor load cell ini akan dibangun di daerah perbatasan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah memantau arus lalu lintas komoditi perkebunan dan pertambangan yang dihasilkan daerah ini," ujarnya.
Selama ini, kata Bambang ratusan ton CPO produksi Bengkulu, yang diangkut ke Padang, Sumbar tidak terpantau dengan baik oleh pemda setempat. Demikian pula hasil pertambangan dari daerah ini yang diangkut ke Provinsi Lampung juga tidak terpantau dengan baik.
Selain itu, keberadaan jembatan timbangan ini untuk mengawasi truk angkutan CPO, kelapa sawit dan batu bara yang melebihi muatan beban gandar jalan di daerah ini. Sebab, kapasitas beban gandar jalan di Bengkulu rata-rata delapan ton.
Sedangkan truk angkutan CPO, kelapa sawit dan batu bara di atas 18 ton, sehingga jika truk ini dibiarkan lalu lalang melintas di jalan umum dapat mempercepat kerusakan badan jalan tersebut dari usia pakai sebenarnya.
Dengan dibangunnya jembatan timbang di perbatasan Bengkulu-Sumbar dan Bengkulu-Lampung, maka truk bermuatan melebihi kemampuan daya dukung jalan dapat ditertibkan, sehingga kerusakan jalan yang dilalui truk angkutan CPO, kelapa sawit dan batu bara dapat dikendalikan.
"Selama ini truk angkutan CPO, kelapa sawit dan batu bara bebas lalu lalang bermuatan di atas 18 ton, karena mereka tidak masuk jembatan timbangan. Akibatnya, jalan di daerah ini baru selesai dibangun dalam waktu singkat rusak kembali," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, perlu segera dibangun jembatan timbang di Mukomuko dan Kaur. "Jika jembatan timbang sudah dibangun di Mukomuko dan Kaur, tidak ada lagi truk angkutan CPO, kelapa sawit dan batu bara di atas 18 ton, karena akan ditertibkan petugas jembatan timbang," ujarnya.
Dengan demikian, jalan umum yang dilalui truk angkutan CPO, kelapa sawit dan baru bara dapat terpelihara baik, sehingga tidak cepat rusak sebelum sampai berakhir masa pakainya.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Edi Sunadar mengatakan, pihaknya mendukung rencana Dishub setempat untuk membangun jembatan timbang dengan sensor load cell di Mukomuko dan Kaur, sehingga tidak ada lagi angkutan CPO, kelapa sawit dan batu bara bermuatan 18 ton ke atas, seperti yang terjadi selama ini.
Dengan demikian, kerusakan jalan di daerah ini dapat diantisipasi dengan baik, terutama jalan yang lewati truk angkutan CPO, kelapa sawit, batu bara dan komoditis lainya.
"Jadi, masa pakai jalan sesuai yang diharapkan. Selama ini, banyak jalan di Bengkulu, baru selesai dibangun sudah rusak lagi karena dilalui truk bermuatan di atas 18 ton. Tapi, dengan adanya jembatan timbang nanti hal ini tidak akan terjadi lagi ke depan," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini hanya satu dari dua jembatan timbang yang ada di Bengkulu, masih beroperasi,yakni jembatan Timbang Padang Ulak Tanding. Sedangkan jembatan timbang di Tais, Kabupaten Seluma sudah ditutup.